Uncategorized

Salam Pagi Penuh Makna di Al Siddiq: Antara Adab, Cinta, dan Pendidikan

Setiap Senin pagi, jika tidak ada upacara bendera, SMP Al Siddiq menyelenggarakan kegiatan apel rutin yang dipimpin oleh para guru. Apel ini bukan hanya bentuk penegakan disiplin dan penyampaian informasi, tetapi juga menjadi momen awal pekan yang menyatukan ritme dan semangat seluruh warga sekolah. Namun, di balik kegiatan apel itu sendiri, ada satu tradisi kecil yang layak disorot lebih dalam—yakni kegiatan salam-salaman antara guru dan murid setelah apel selesai.Sekilas, kegiatan berjabat tangan ini tampak sederhana. Para murid dengan tertib berbaris dan menghampiri guru-guru mereka, lalu satu per satu mengulurkan tangan seraya mengucapkan salam. Namun, di balik gerakan fisik yang terlihat biasa ini, tersimpan pesan adab yang sangat luhur. Salam yang disertai jabatan tangan bukan hanya formalitas, melainkan bentuk nyata penghormatan murid kepada guru—sosok yang menjadi jalan ilmu dan akhlak bagi mereka.Kegiatan ini juga menjadi wadah penguatan ikatan emosional antara guru dan murid. Dalam suasana hangat dan khidmat, murid merasa diperhatikan, dihargai, dan didekati dengan cinta, bukan sekadar diawasi atau diarahkan. Di sisi lain, guru pun diberikan kesempatan untuk menanamkan kasih sayang lewat sapaan, senyuman, atau bahkan sekadar genggaman tangan yang tulus. Nilai-nilai pendidikan hati seperti ini tidak selalu bisa diajarkan lewat buku atau kurikulum, tetapi hadir lewat pengalaman-pengalaman kecil yang berulang dan konsisten.Salam pagi ini juga menjadi momen kontemplatif yang halus namun mendalam. Seolah mengajarkan bahwa sebelum ilmu disampaikan, hubungan yang baik antara guru dan murid perlu ditumbuhkan terlebih dahulu. Ketulusan dalam berjabat tangan itu menjadi pondasi bagi lahirnya suasana belajar yang menyenangkan, penuh penghargaan, dan saling percaya. Adab mendahului ilmu, dan itulah yang sedang dipraktikkan di setiap Senin pagi di Al Siddiq.Maka, meski tidak ditulis di papan pengumuman atau tercantum dalam agenda resmi sekolah, kegiatan salam-salaman ini sejatinya menyimpan nilai pendidikan karakter yang sangat esensial. Di tengah era digital yang serba cepat dan jarak sosial yang kerap meluas, tradisi seperti ini adalah pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal kecerdasan, tetapi juga tentang kasih sayang, penghormatan, dan hubungan manusia yang bermakna.By Abdullah Khalid, Lc