Al Siddiq International School

5 Juni 2025

Uncategorized

Guru SD Al Siddiq International Ikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menyesuaikan diri dengan paradigma baru pembelajaran abad ke-21, salah satu guru kelas dari SD Al Siddiq Internatuonal, Ms. Yundara Ulfa Priatna, M.Pd., mengikuti pelatihan dengan tema “Implementasi Pembelajaran Mendalam: Transformasi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik” dengan pembiacara Dr. Eneng Susilawati, M.Sc. yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi pada tanggal 27 Mei 2025. Acara kegiatan ini dimulai dari pukul 08:00 hingga pukul 14:30 dengan dua sesi acara yaitu sesi workshop dan sesi deep learning.Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa menjadi subjek aktif dalam proses belajar, bukan sekadar penerima informasi. Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, komunikasi, dan kreativitas, dikenal sebagai 4C yang sangat relevan dalam menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan global. Ms. Dara mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat karena membuka wawasan baru mengenai bagaimana merancang pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna bagi anak-anak. “Saya belajar bagaimana mengajak siswa berdiskusi, berkolaborasi, dan berpikir lebih mendalam daripada hanya menghafal materi, Saya pun mengetahui bagaimana reparasi kurikulum yang sudah dilaksanakan di Indonesia. Ada yang harus dibenahi dalam bagian bagiamana murid mengaplikasi pembelajaran kedalam permasalaan hidup sehari-hari ”.Pelatihan berlangsung selama satu hari dengan pendekatan workshop, praktik langsung, serta bimbingan intensif dari fasilitator profesional. Salah satu materi yang paling menarik bagi adalah tentang desain pembelajaran diferensiasi dan strategi asesmen autentik, yang memungkinkan guru memahami kebutuhan belajar setiap siswa secara lebih personal. Implementasi pembelajaran mendalam merupakan bagian dari transformasi pendidikan yang lebih besar, selaras dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada karakter peserta didik.Kepala SD Al Siddiq International, mendukung penuh upaya guru-gurunya mengikuti pelatihan seperti ini. Menurut beliau, transformasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan langkah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru-guru SD Al Siddiq International semakin mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan dan mampu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di masa depan.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

MENGENAL PAKAIAN TRADISIONAL DARI 3 NEGARA ASIA TIMUR

Pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, peserta didik TK A1 Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan yang merupakan rangkaian PJBL Culture, dengan subtema pakaian tradisional dari tiga negara Asia Timur, yaitu Jepang, Korea, dan Cina. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari hari Senin hingga Rabu, dan diadakan di dalam kelas bersama wali kelas.Pada hari pertama, anak-anak diperkenalkan dengan nama dan bagian-bagian pakaian tradisional dari ketiga negara tersebut. Mereka belajar bahwa pakaian tradisional Jepang disebut kimono, yang terdiri dari kimono, obi, tabi, dan zori. Pakaian tradisional Korea disebut hanbok, terdiri dari jeogori, chima, dan baji. Sementara itu, pakaian tradisional Cina dikenal dengan nama hanfu, yang terdiri dari ru, qun, chang, beizi, dan pao. Penjelasan diberikan secara interaktif agar anak-anak lebih mudah memahami dan mengingat.Hari kedua diisi dengan kegiatan menempel ikon-ikon khas dari masing-masing negara pada papan tematik di kelas. Anak-anak menempel gambar bunga sakura untuk mewakili Jepang, istana Gyeongbokgung untuk Korea, dan panda bambu untuk Cina. Kegiatan ini membantu anak-anak mengenali lebih dalam budaya setiap negara dengan pendekatan visual dan kreatif.Pada hari ketiga, anak-anak diberi lembaran gambar pakaian tradisional dari Jepang, Korea, dan Cina untuk diwarnai. Kegiatan mewarnai ini tidak hanya melatih keterampilan motorik halus, tetapi juga memperkuat ingatan mereka terhadap bentuk dan nama pakaian tradisional yang telah dipelajari sebelumnya.Melalui rangkaian kegiatan ini, peserta didik mendapatkan pengetahuan dasar tentang keberagaman budaya di Asia Timur. Mereka belajar menghargai perbedaan serta memperluas wawasan budaya sejak dini. Pengenalan terhadap pakaian tradisional dari berbagai negara tidak hanya menambah pengetahuan anak-anak, tetapi juga membentuk sikap toleransi dan rasa ingin tahu terhadap budaya lain.By Inka Amalia, S.Pd