Al Siddiq International School

9 Juni 2025

Uncategorized

Kegiatan Manasik Haji Murid SD Al Siddiq International

SD Al Siddiq International mengadakan kegiatan tahunan Manasik Haji sebagai salah satu bentuk implementasi pendidikan karakter dan keagamaan di lingkungan sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah yang telah disulap menyerupai suasana Tanah Suci Makkah, lengkap dengan replika Ka’bah, bukit Shafa dan Marwah, serta area lempar jumrah SD Al Siddiq International. Acara ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Mei 2025 di lapangan sekolah dan diikuti dengan penuh antusias oleh seluruh peserta. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pukul 07:00 hingga acara selesai.Setelah pembukaan, murid mulai mengenakan pakaian ihram sederhana. Anak laki-laki mengenakan dua lembar kain putih yang menutupi tubuh mereka sesuai dengan syariat, sementara anak perempuan memakai pakaian putih panjang dan kerudung. Mereka kemudian berkumpul di titik keberangkatan untuk melafalkan niat ihram, yang dipimpin oleh guru agama. Dengan urutan yang teratur, para murid melakukan simulasi tawaf mengelilingi replika Ka’bah sebanyak tujuh kali, diiringi bacaan talbiyah dan doa. Setelah itu, mereka melakukan sa’i dengan berjalan antara replika bukit Shafa dan Marwah, sembari mengikuti penjelasan guru mengenai sejarah Hajar yang mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Kegiatan dilanjutkan dengan wukuf di Padang Arafah, di mana murid diajak untuk berdiam dan merenung sejenak sambil berdoa. Suasana dibuat khusyuk dengan pembacaan doa bersama. Setelah itu, mereka menjalani simulasi lempar jumrah dengan menggunakan batu kerikil buatan dan replika tiang jumrah yang aman bagi anak-anak.Tidak hanya sekadar menirukan gerakan, kegiatan manasik ini juga dirancang untuk memperkuat nilai-nilai karakter seperti kesabaran, kedisiplinan, kerja sama, dan rasa syukur. Anak-anak diajak untuk saling membantu, menjaga ketertiban dalam barisan, dan menunjukkan sikap hormat serta saling menghargai sesama peserta.Kepala sekolah, Ms Reni Oktavia, S.Si., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai pelajaran agama, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter spiritual dan sosial anak. “Melalui manasik haji, anak-anak diajarkan untuk disiplin, sabar, tertib, serta memperkuat rasa kebersamaan. Meskipun mereka belum baligh dan belum wajib berhaji, pembelajaran seperti ini penting untuk membentuk pemahaman dan kesadaran mereka akan kewajiban rukun Islam yang kelima. Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu secara teori, tetapi juga memahami secara praktik,” ujar beliau.Para guru turut mendampingi kegiatan tersebut. Beberapa stan edukatif juga disiapkan untuk menjelaskan arti dan sejarah setiap tahapan ibadah haji secara lebih interaktif. Selain itu, di akhir kegiatan, murid diberikan cinderamata sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh para murid. Banyak dari mereka yang mengaku sangat senang bisa merasakan langsung pengalaman berhaji, meskipun dalam bentuk simulasi. Salah satu murid kelas 1D, Cleymira, mengatakan, “Seru sekali! Saya jadi tahu bagaimana caranya berhaji. Sekarang saya ingin sekali bisa ke Makkah sungguhan bersama orang tua.”Di akhir acara, seluruh murid dan guru berfoto bersama di depan replika Ka’bah sebagai kenang-kenangan. Kepala sekolah berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. Kegiatan manasik haji di SD Al Siddiq International ini menjadi bukti bahwa pendidikan agama bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, menyentuh hati, dan bermakna. Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan generasi muda Islam akan tumbuh menjadi pribadi yang taat beragama, berbudi pekerti luhur, dan siap menjadi bagian dari umat yang membawa kedamaian di masa depan.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

TIGA HARI BERSAMA BUDAYA NEGARA TIMUR TENGAH

Pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, peserta didik TK A1 Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan yang merupakan rangkaian PJBL Culture, dengan subtema budaya Timur Tengah. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari hari Senin hingga Rabu, dan dilaksanakan di dalam kelas bersama wali kelas. Fokus utama kegiatan ini adalah mengenal ikon budaya dan membuat aksesoris khas dari wilayah Timur Tengah, seperti piramida dan mahkota Cleopatra.Pada hari pertama, anak-anak diperkenalkan dengan cerita di balik bangunan bersejarah Mesir, yaitu piramida. Wali kelas menyampaikan materi melalui metode bercerita agar anak-anak lebih tertarik dan mudah memahami sejarah serta makna simbolik dari piramida sebagai peninggalan peradaban Mesir Kuno. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi anak-anak terhadap kebudayaan masa lampau.Selanjutnya, pada hari kedua, anak-anak membuat aksesoris berupa mahkota Cleopatra. Aksesoris ini dirancang untuk melengkapi pakaian tradisional Timur Tengah, seperti abaya. Dengan dibimbing oleh wali kelas, anak-anak menghias mahkota menggunakan kertas emas, manik-manik, dan hiasan lainnya. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas dan motorik halus anak-anak, tetapi juga memperkenalkan mereka pada tokoh perempuan ikonik dari sejarah Timur Tengah.Pada hari ketiga, anak-anak membuat miniatur piramida menggunakan teknik menempel. Mereka menempelkan potongan spons pada kardus berbentuk segitiga sehingga menyerupai batu bata piramida. Proyek ini dirancang untuk memberikan pengalaman sensorik sekaligus memperkuat pemahaman anak terhadap bentuk dan struktur piramida.Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya mengenal cerita sejarah dan budaya dari Timur Tengah, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, serta estetika. Mereka belajar menghargai peninggalan budaya dunia dan mengenali tokoh-tokoh sejarah sejak usia dini. Pengenalan budaya melalui kegiatan kreatif ini menjadikan proses belajar lebih menyenangkan dan bermakna.By Inka Amalia, S.Pd