
Menjadi orang tua sangat tidak mudah dibutuhkan kesiapan yang matang. Tidak hanya memandikan dan memberikan makan saja pada anak, itupun juga harus memiliki skill basic parenting yang baik.
Sebagaimana anak layak mendapatkan pengasuhan terbaik dari orang tuanya. Namun, pernahkah orang tua mengenal parenting mindfulness? Merupakan pengasuhan dengan penuh perhatian.
Parenting mindfulness sangat diperlukan bagi banyak orang tua karena pasti yang baru saja memiliki anak kecil kerap merasakan situasi yang sering membuat frustasi agar tetap waras menghadapi anak-anaknya.
Dengan mencoba menerapkan prinsip perhatian penuh pada banyak situasi di keluarga yang terkadang terasa sedikit gila.
Tujuan membawa perhatian penuh ke pengasuhan adalah untuk menanggapi perilaku atau tindakan anak dengan penuh perhatian versus sekadar bereaksi.
Orang tua bekerja untuk mendapatkan penerimaan si anak dan pada gilirannya, untuk diri mereka sendiri. Memelihara hubungan dengan cara ini dapat membantu memperkuat ikatan dan menghasilkan manfaat lain.
Ini bukan untuk mengatakan bahwa menjadi orang tua yang penuh perhatian selalu berarti berpikir positif.
Disini akan memberi tahu sebuah rahasia kecil mengasuh anak tidak akan pernah menjadi sinar matahari dan senyuman dan anak-anak makan apa yang ditetapkan untuk makan malam tanpa keluhan.
Sebaliknya, ini tentang benar-benar terlibat dalam momen saat ini dan tidak membiarkan emosi atau trauma dari masa lalu atau masa depan mewarnai pengalaman orang tua atau yang lebih penting reaksi yang dimunculkan.
Para orang tua mungkin masih merespons dengan kemarahan atau frustrasi, tetapi itu dari tempat yang lebih terinformasi daripada yang murni otomatis.
Melansir dari laman Healthline banyak dari apa yang mungkin orang tua temukan tertulis tentang pengasuhan yang penuh perhatian berfokus pada tiga kualitas utama:
– Kesadaran dan perhatian pada saat ini
– Intensionalitas dan pemahaman perilaku
– Sikap tidak menghakimi, penyayang, menerima sebagai tanggapan
Ini semua terdengar bagus, tapi apa sebenarnya artinya?
Untuk memecahnya lebih jauh, sebagian besar ide pengasuhan yang penuh perhatian melibatkan ini keterampilan:
1. Mendengarkan
Ini berarti benar-benar mendengarkan dan mengamati dengan perhatian penuh. Ini bisa membutuhkan kesabaran dan latihan yang luar biasa. Dan mendengarkan meluas ke lingkungan. Amati semuanya pemandangan, bau, suara di sekitar orang tua dan anak.
2. Penerimaan tanpa menghakimi.
Itu mendekati situasi tanpa menilai perasaan Anda atau perasaan anak Anda. Apa yang sederhana adalah . Tidak menghakimi juga melibatkan melepaskan harapan yang tidak realistis dari anak Anda. Dan, pada akhirnya, penerimaan “apa adanya” inilah yang menjadi tujuannya.
3. Kesadaran emosional.
Membawa kesadaran ke interaksi pengasuhan meluas dari orang tua ke anak dan sebaliknya. Mencontoh kesadaran emosional adalah kunci untuk mengajari anak melakukan hal yang sama. Selalu ada emosi yang memengaruhi situasi, apakah itu sudah lama terbentuk atau lebih cepat berlalu.
4. Regulasi diri.
Ini berarti tidak membiarkan emosi orang tua memicu reaksi langsung, seperti berteriak atau perilaku otomatis lainnya. Singkatnya: Berpikirlah sebelum bertindak untuk menghindari reaksi berlebihan.
5. Kasih sayang.
Sekali lagi, orang tua mungkin tidak setuju dengan tindakan atau pemikiran anak, tetapi pola asuh yang penuh perhatian mendorong orang tua untuk memiliki kasih sayang.
Ini melibatkan empati dan pemahaman untuk posisi anak saat ini. Welas asih juga meluas ke orang tua, karena pada akhirnya akan ada lebih sedikit menyalahkan diri sendiri jika suatu situasi tidak berjalan seperti yang Anda harapkan.