
Perlu disadari bahwa pentingnya sebagai orang tua memiliki kesiapan parenting guna bisa berkomunikasi yang baik dengan anak sehingga, dapat melahirkan anak yang berperilaku positif.
Orang tua sering tak menyadari terkadang kata-kata yang diucapkan menyakiti hati anak-anak mereka dan parahnya anak dapat merekam sepanjang hidupnya.
Jadi bagaimana orang tua bisa menjadikan anak-anaknya berperilaku positif kalau dari orang tuanya sendiri yang membuat mereka menjadi berperilaku negatif.
Mengutip dari Mommies Daily 8 kalimat menyakitkan bagi orang tua yang akan teringat anak hingga mereka dewasa.
1. Menyesal telah melahirkan si anak
– Mama/Papa ??menyesal pernah melahirkan kamu.
– Kalau tahu kamu kayak gini mending dulu mama gugurin.
– Seandainya tahu kamu akan seperti ini, abis melahirkan mendingan dibuang aja.
2. Membanding-bandingkan
– Kenapa sih kamu kok nggak bisa seperti adik/kakak kamu? Mereka tuh hebat lho.
– Masa begitu aja kamu nggak bisa, padahal anak-anak lain bisa.
– Malui-maluin orang tua aja deh, kok kalah sama anaknya tante A.
3. Menyumpahi masa depan anak
– Mama doain hidup kamu susah dan nggak bakal maju, biar tahu rasa kamu!
– Moga-moga nanti kamu mandul, jadi nggak punya anak dan nggak ngerasain apa yang mama rasakan sekarang.
– Lihat aja nanti, nggak ada yang mau sama kamu, jadi anak kok nyebelin banget.
4. Melabeli anak dengan kata-kata kasar atau terlarang
– Dasar keset suami, apa-apa kok ngikutin apa kata suami.
– Tolol banget sih, kepala ada otaknya atau nggak ada?
– Tingkah laku kok kaya tempat sampah, dekat sama cowok-cowok.
5. Tidak yakin dengan kemampuan anak
– Yakin kamu bisa? Kok papa nggak yakin tuh kamu mampu.
– Ah kalau berhasil juga palingan karena kamu beruntung aja, bukan karena kamu mampu.
– Mana mungkin kamu bisa sesukses si A, secara kualitas aja kamu udah jauh di bawah dia.
6. Kalimat menyakitkan yang menganggap anak berhutang budi pada orang tua
– Kamu sudah bagus disekolahkan tinggi-tinggi, harusnya berterima kasih bukannya melawan orang tua.
– Mama bisa aja nggak melahirkan kamu lho, tapi mama tetap melahirkan kamu jadi seharusnya kamu itu bersyukur.
– Ya ini kan sudah jadi tanggung jawab kamu, hitung-hitung biaya orang tua besarkan kamu dulu.
7. Menyalahkan anak atas kondisi yang dialami orang tua
– Dulu itu mama berhenti kerja demi kamu, kalau seandainya mama nggak berhenti kerja, kondisi mama nggak akan seperti ini.
– Mama ditinggal papa karena kamu sering bikin mama stres, jadinya mama marah-marah dan papa nggak tahan sama mama.
8. Kalimat menyakitkan yang mengikat-bandingkan hidup anak dengan hidup orang tua
– Kamu nggak tahu apa yang ibu dan bapak alami dulu, kalau kamu yang belum tentu kamu bisa seperti kami.
– Halah, dulu ibu nggak kerja, cuma bapak yang kerja, tapi bisa tuh beli rumah. Kamu udah suami istri kerja, rumah kok masih ngontrak.
– Mama dulu nggak RT, urus anak sendiri, semua beres. Kamu begini aja nggak bisa.
Sebagian besar yang bercerita adalah orang dewasa dengan rentang usia 21 hingga 45 tahun. Belas hingga puluhan tahun dari kalimat yang diucapkan oleh orang tuanya, mereka masih ingat dengan sangat baik dan masih membekas sakit yang mereka rasakan di zaman dulu.
Banyak dari mereka yang membawa luka itu tanpa tahu bagaimana cara mengobatinya. Berharap bahwa waktu akan pulih. Ternyata belum tentu. Tak jarang, trauma masa lalu itu membayangi cara mereka membesarkan anak di masa kini.