Mengukur Kejernihan: Siswa SMP Al-Siddiq International Belajar Pengujian pH Air di Tengah ESNO 2025
Di ruang utama Pondok Pesantren Umar Bin Khottob Plus, Gunung Malang, udara pagi itu masih menyisakan dingin pegunungan. Tepat pukul 07.30, puluhan siswa SMP Al-Siddiq International sudah duduk melingkar, sebagian masih menenteng botol berisi air yang mereka ambil langsung dari Mata Air Ciburial—sumber yang mereka sebut lebih jernih daripada air mineral bermerk. Di tengah rangkaian kegiatan Educational Students Night Out (ESNO) 2025, pelajaran IPA hari itu mengambil bentuk berbeda. Alih-alih di ruang kelas, para siswa mengikuti presentasi pengujian pH air yang dibawakan oleh guru IPA, Mr. Muhammad Fathul Ihsan, M.Res. Dengan gaya penyampaian yang tenang namun tegas, Ia membuka sesi dengan satu pertanyaan sederhana, “Air yang tampak jernih, apakah selalu aman?” Pertanyaan itu langsung memicu gumaman di antara siswa—tanda rasa ingin tahu yang bekerja. Mr. Ihsan kemudian memaparkan prinsip dasar pH: ukuran tingkat keasaman atau kebasaan air yang menentukan kelayakan konsumsi. Ia memperlihatkan perbedaan warna indikator pH, menjelaskan hubungan pH terhadap kesehatan, hingga potensi kontaminasi alami di mata air pegunungan. Presentasi berlangsung ringkas, tetapi sarat ilustrasi dan contoh kehidupan sehari-hari—gaya yang membuat siswa mudah menangkap inti persoalan. Sambil memperlihatkan sampel Ciburial, ia menambahkan, “Jernih itu belum tentu bersih. Sains membantu kita melihat yang tak kasat mata.” Para siswa bergantian mengangkat sampel mereka, membandingkan kejernihan, warna, dan aroma. Momen itu menjadi semacam laboratorium kecil yang tumbuh spontan di tengah kegiatan luar ruang. Meski pengujian lengkap baru akan dilakukan ketika mereka kembali dari ESNO, antusiasme sudah tampak mencolok. Para murid akan mempraktikkan pengukuran pH secara mandiri di sekolah dengan menggunakan indikator universal atau pH meter sederhana. Kegiatan lanjutan ini dirancang untuk membuat mereka tidak hanya menonton, tetapi benar-benar mengalami proses ilmiah. Di luar ruang utama, suara riuh kegiatan ESNO terdengar samar. Namun di dalam, fokus siswa tak bergeser: sebotol air pegunungan, sebuah indikator pH, dan rasa ingin tahu yang tumbuh dari pengalaman langsung.By Umair Shoddiq, S.I.Kom











