Al Siddiq International School

Author name: Al Siddiq International

Uncategorized

Iman dalam Tindakan: Menjaga Kebersihan Diri & Lingkungan Sekitar

Pada hari Senin, 2 Juni 2025, di kelas Literasi Al Siddiq International School, berlangsung kegiatan pembelajaran Al-Qur’an yang penuh makna. Peserta didik TK A dan TK B, yang sejak pagi telah bersiap mengikuti sesi bersama guru mereka. Kegiatan ini tidak hanya sekadar membaca ayat suci, tetapi juga bertujuan menanamkan nilai tanggung jawab dan kebersihan sejak usia dini.Pembelajaran dimulai dengan murojaah surah Al-Ghasyiyah. Anak-anak dengan penuh semangat melafalkan ayat demi ayat, dipandu oleh guru Al-Qur’an mereka, Ust. Dzakky. Suasana kelas terasa tenang dan khusyuk, memberi ruang bagi anak-anak untuk menyelami makna bacaan mereka. Setelah itu, Ust. Dzakky memutar sebuah video pendek yang menampilkan seorang anak yang tidak membersihkan piring dan meja setelah makan, serta membiarkan makanan terbuka begitu saja.Video itu menjadi pemicu diskusi. Ust. Dzakky kemudian menjelaskan hadist Nabi Muhammad SAW yang menyebut bahwa “kebersihan adalah sebagian dari iman.” Ia mengaitkan sikap dalam video dengan pentingnya menjaga kebersihan sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab. Anak-anak tampak serius menyimak, beberapa di antaranya mengangkat tangan untuk bertanya atau memberi pendapat tentang kejadian dalam video.Sebagai penutup kegiatan, anak-anak diajak untuk membuat perjanjian bersama. Mereka sepakat untuk selalu membersihkan tempat makan dan meja mereka setiap selesai makan. Anak-anak juga diberi tugas sederhana untuk saling mengingatkan satu sama lain jika ada yang lupa membersihkan.Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an kali ini menjadi lebih dari sekadar pelajaran agama. Ia menjelma menjadi latihan karakter dan pembiasaan perilaku baik. Melalui pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual, anak-anak belajar bahwa iman tidak hanya ada dalam bacaan, tetapi juga tercermin dalam tindakan sehari-hari — seperti menjaga kebersihan dan bertanggung jawab atas lingkungan mereka.By Inka Amalia, S.Pd

Uncategorized

Kegiatan Manasik Haji Murid SD Al Siddiq International

SD Al Siddiq International mengadakan kegiatan tahunan Manasik Haji sebagai salah satu bentuk implementasi pendidikan karakter dan keagamaan di lingkungan sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah yang telah disulap menyerupai suasana Tanah Suci Makkah, lengkap dengan replika Ka’bah, bukit Shafa dan Marwah, serta area lempar jumrah SD Al Siddiq International. Acara ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Mei 2025 di lapangan sekolah dan diikuti dengan penuh antusias oleh seluruh peserta. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pukul 07:00 hingga acara selesai.Setelah pembukaan, murid mulai mengenakan pakaian ihram sederhana. Anak laki-laki mengenakan dua lembar kain putih yang menutupi tubuh mereka sesuai dengan syariat, sementara anak perempuan memakai pakaian putih panjang dan kerudung. Mereka kemudian berkumpul di titik keberangkatan untuk melafalkan niat ihram, yang dipimpin oleh guru agama. Dengan urutan yang teratur, para murid melakukan simulasi tawaf mengelilingi replika Ka’bah sebanyak tujuh kali, diiringi bacaan talbiyah dan doa. Setelah itu, mereka melakukan sa’i dengan berjalan antara replika bukit Shafa dan Marwah, sembari mengikuti penjelasan guru mengenai sejarah Hajar yang mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Kegiatan dilanjutkan dengan wukuf di Padang Arafah, di mana murid diajak untuk berdiam dan merenung sejenak sambil berdoa. Suasana dibuat khusyuk dengan pembacaan doa bersama. Setelah itu, mereka menjalani simulasi lempar jumrah dengan menggunakan batu kerikil buatan dan replika tiang jumrah yang aman bagi anak-anak.Tidak hanya sekadar menirukan gerakan, kegiatan manasik ini juga dirancang untuk memperkuat nilai-nilai karakter seperti kesabaran, kedisiplinan, kerja sama, dan rasa syukur. Anak-anak diajak untuk saling membantu, menjaga ketertiban dalam barisan, dan menunjukkan sikap hormat serta saling menghargai sesama peserta.Kepala sekolah, Ms Reni Oktavia, S.Si., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai pelajaran agama, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter spiritual dan sosial anak. “Melalui manasik haji, anak-anak diajarkan untuk disiplin, sabar, tertib, serta memperkuat rasa kebersamaan. Meskipun mereka belum baligh dan belum wajib berhaji, pembelajaran seperti ini penting untuk membentuk pemahaman dan kesadaran mereka akan kewajiban rukun Islam yang kelima. Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu secara teori, tetapi juga memahami secara praktik,” ujar beliau.Para guru turut mendampingi kegiatan tersebut. Beberapa stan edukatif juga disiapkan untuk menjelaskan arti dan sejarah setiap tahapan ibadah haji secara lebih interaktif. Selain itu, di akhir kegiatan, murid diberikan cinderamata sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh para murid. Banyak dari mereka yang mengaku sangat senang bisa merasakan langsung pengalaman berhaji, meskipun dalam bentuk simulasi. Salah satu murid kelas 1D, Cleymira, mengatakan, “Seru sekali! Saya jadi tahu bagaimana caranya berhaji. Sekarang saya ingin sekali bisa ke Makkah sungguhan bersama orang tua.”Di akhir acara, seluruh murid dan guru berfoto bersama di depan replika Ka’bah sebagai kenang-kenangan. Kepala sekolah berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. Kegiatan manasik haji di SD Al Siddiq International ini menjadi bukti bahwa pendidikan agama bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, menyentuh hati, dan bermakna. Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan generasi muda Islam akan tumbuh menjadi pribadi yang taat beragama, berbudi pekerti luhur, dan siap menjadi bagian dari umat yang membawa kedamaian di masa depan.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

TIGA HARI BERSAMA BUDAYA NEGARA TIMUR TENGAH

Pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, peserta didik TK A1 Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan yang merupakan rangkaian PJBL Culture, dengan subtema budaya Timur Tengah. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari hari Senin hingga Rabu, dan dilaksanakan di dalam kelas bersama wali kelas. Fokus utama kegiatan ini adalah mengenal ikon budaya dan membuat aksesoris khas dari wilayah Timur Tengah, seperti piramida dan mahkota Cleopatra.Pada hari pertama, anak-anak diperkenalkan dengan cerita di balik bangunan bersejarah Mesir, yaitu piramida. Wali kelas menyampaikan materi melalui metode bercerita agar anak-anak lebih tertarik dan mudah memahami sejarah serta makna simbolik dari piramida sebagai peninggalan peradaban Mesir Kuno. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi anak-anak terhadap kebudayaan masa lampau.Selanjutnya, pada hari kedua, anak-anak membuat aksesoris berupa mahkota Cleopatra. Aksesoris ini dirancang untuk melengkapi pakaian tradisional Timur Tengah, seperti abaya. Dengan dibimbing oleh wali kelas, anak-anak menghias mahkota menggunakan kertas emas, manik-manik, dan hiasan lainnya. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas dan motorik halus anak-anak, tetapi juga memperkenalkan mereka pada tokoh perempuan ikonik dari sejarah Timur Tengah.Pada hari ketiga, anak-anak membuat miniatur piramida menggunakan teknik menempel. Mereka menempelkan potongan spons pada kardus berbentuk segitiga sehingga menyerupai batu bata piramida. Proyek ini dirancang untuk memberikan pengalaman sensorik sekaligus memperkuat pemahaman anak terhadap bentuk dan struktur piramida.Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya mengenal cerita sejarah dan budaya dari Timur Tengah, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, serta estetika. Mereka belajar menghargai peninggalan budaya dunia dan mengenali tokoh-tokoh sejarah sejak usia dini. Pengenalan budaya melalui kegiatan kreatif ini menjadikan proses belajar lebih menyenangkan dan bermakna.By Inka Amalia, S.Pd

Uncategorized

Guru SD Al Siddiq International Ikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menyesuaikan diri dengan paradigma baru pembelajaran abad ke-21, salah satu guru kelas dari SD Al Siddiq Internatuonal, Ms. Yundara Ulfa Priatna, M.Pd., mengikuti pelatihan dengan tema “Implementasi Pembelajaran Mendalam: Transformasi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik” dengan pembiacara Dr. Eneng Susilawati, M.Sc. yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi pada tanggal 27 Mei 2025. Acara kegiatan ini dimulai dari pukul 08:00 hingga pukul 14:30 dengan dua sesi acara yaitu sesi workshop dan sesi deep learning.Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa menjadi subjek aktif dalam proses belajar, bukan sekadar penerima informasi. Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, komunikasi, dan kreativitas, dikenal sebagai 4C yang sangat relevan dalam menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan global. Ms. Dara mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat karena membuka wawasan baru mengenai bagaimana merancang pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna bagi anak-anak. “Saya belajar bagaimana mengajak siswa berdiskusi, berkolaborasi, dan berpikir lebih mendalam daripada hanya menghafal materi, Saya pun mengetahui bagaimana reparasi kurikulum yang sudah dilaksanakan di Indonesia. Ada yang harus dibenahi dalam bagian bagiamana murid mengaplikasi pembelajaran kedalam permasalaan hidup sehari-hari ”.Pelatihan berlangsung selama satu hari dengan pendekatan workshop, praktik langsung, serta bimbingan intensif dari fasilitator profesional. Salah satu materi yang paling menarik bagi adalah tentang desain pembelajaran diferensiasi dan strategi asesmen autentik, yang memungkinkan guru memahami kebutuhan belajar setiap siswa secara lebih personal. Implementasi pembelajaran mendalam merupakan bagian dari transformasi pendidikan yang lebih besar, selaras dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada karakter peserta didik.Kepala SD Al Siddiq International, mendukung penuh upaya guru-gurunya mengikuti pelatihan seperti ini. Menurut beliau, transformasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan langkah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru-guru SD Al Siddiq International semakin mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan dan mampu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di masa depan.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

MENGENAL PAKAIAN TRADISIONAL DARI 3 NEGARA ASIA TIMUR

Pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, peserta didik TK A1 Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan yang merupakan rangkaian PJBL Culture, dengan subtema pakaian tradisional dari tiga negara Asia Timur, yaitu Jepang, Korea, dan Cina. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari hari Senin hingga Rabu, dan diadakan di dalam kelas bersama wali kelas.Pada hari pertama, anak-anak diperkenalkan dengan nama dan bagian-bagian pakaian tradisional dari ketiga negara tersebut. Mereka belajar bahwa pakaian tradisional Jepang disebut kimono, yang terdiri dari kimono, obi, tabi, dan zori. Pakaian tradisional Korea disebut hanbok, terdiri dari jeogori, chima, dan baji. Sementara itu, pakaian tradisional Cina dikenal dengan nama hanfu, yang terdiri dari ru, qun, chang, beizi, dan pao. Penjelasan diberikan secara interaktif agar anak-anak lebih mudah memahami dan mengingat.Hari kedua diisi dengan kegiatan menempel ikon-ikon khas dari masing-masing negara pada papan tematik di kelas. Anak-anak menempel gambar bunga sakura untuk mewakili Jepang, istana Gyeongbokgung untuk Korea, dan panda bambu untuk Cina. Kegiatan ini membantu anak-anak mengenali lebih dalam budaya setiap negara dengan pendekatan visual dan kreatif.Pada hari ketiga, anak-anak diberi lembaran gambar pakaian tradisional dari Jepang, Korea, dan Cina untuk diwarnai. Kegiatan mewarnai ini tidak hanya melatih keterampilan motorik halus, tetapi juga memperkuat ingatan mereka terhadap bentuk dan nama pakaian tradisional yang telah dipelajari sebelumnya.Melalui rangkaian kegiatan ini, peserta didik mendapatkan pengetahuan dasar tentang keberagaman budaya di Asia Timur. Mereka belajar menghargai perbedaan serta memperluas wawasan budaya sejak dini. Pengenalan terhadap pakaian tradisional dari berbagai negara tidak hanya menambah pengetahuan anak-anak, tetapi juga membentuk sikap toleransi dan rasa ingin tahu terhadap budaya lain.By Inka Amalia, S.Pd

Kegiatan, SMP

Salam Pagi Penuh Makna di Al Siddiq: Antara Adab, Cinta, dan Pendidikan

Setiap Senin pagi, jika tidak ada upacara bendera, SMP Al Siddiq menyelenggarakan kegiatan apel rutin yang dipimpin oleh para guru. Apel ini bukan hanya bentuk penegakan disiplin dan penyampaian informasi, tetapi juga menjadi momen awal pekan yang menyatukan ritme dan semangat seluruh warga sekolah. Namun, di balik kegiatan apel itu sendiri, ada satu tradisi kecil yang layak disorot lebih dalam—yakni kegiatan salam-salaman antara guru dan murid setelah apel selesai.Sekilas, kegiatan berjabat tangan ini tampak sederhana. Para murid dengan tertib berbaris dan menghampiri guru-guru mereka, lalu satu per satu mengulurkan tangan seraya mengucapkan salam. Namun, di balik gerakan fisik yang terlihat biasa ini, tersimpan pesan adab yang sangat luhur. Salam yang disertai jabatan tangan bukan hanya formalitas, melainkan bentuk nyata penghormatan murid kepada guru—sosok yang menjadi jalan ilmu dan akhlak bagi mereka.Kegiatan ini juga menjadi wadah penguatan ikatan emosional antara guru dan murid. Dalam suasana hangat dan khidmat, murid merasa diperhatikan, dihargai, dan didekati dengan cinta, bukan sekadar diawasi atau diarahkan. Di sisi lain, guru pun diberikan kesempatan untuk menanamkan kasih sayang lewat sapaan, senyuman, atau bahkan sekadar genggaman tangan yang tulus. Nilai-nilai pendidikan hati seperti ini tidak selalu bisa diajarkan lewat buku atau kurikulum, tetapi hadir lewat pengalaman-pengalaman kecil yang berulang dan konsisten.Salam pagi ini juga menjadi momen kontemplatif yang halus namun mendalam. Seolah mengajarkan bahwa sebelum ilmu disampaikan, hubungan yang baik antara guru dan murid perlu ditumbuhkan terlebih dahulu. Ketulusan dalam berjabat tangan itu menjadi pondasi bagi lahirnya suasana belajar yang menyenangkan, penuh penghargaan, dan saling percaya. Adab mendahului ilmu, dan itulah yang sedang dipraktikkan di setiap Senin pagi di Al Siddiq.Maka, meski tidak ditulis di papan pengumuman atau tercantum dalam agenda resmi sekolah, kegiatan salam-salaman ini sejatinya menyimpan nilai pendidikan karakter yang sangat esensial. Di tengah era digital yang serba cepat dan jarak sosial yang kerap meluas, tradisi seperti ini adalah pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal kecerdasan, tetapi juga tentang kasih sayang, penghormatan, dan hubungan manusia yang bermakna.By Abdullah Khalid, Lc

Uncategorized

Mengenal Berbagai Profesi di Kelas Profesi SD Al Siddiq International

Dalam rangka mempersiapkan Al Siddiq Festival yang akan digelar pada akhir Juni mendatang, SD Al Siddiq International melaksanakan gladi kotor pada hari Jumat, 23 Mei 2025. Kegiatan ini berlangsung sejak pagi hingga siang hari dan melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 5.Gladi kotor ini merupakan tahap awal dari proses latihan menyeluruh untuk memastikan kelancaran acara puncak. Dalam pelaksanaannya, siswa menampilkan berbagai penampilan yang telah mereka latih selama beberapa minggu terakhir, seperti tari kreasi, tari daerah, storytelling, drama musikal, pertunjukan seni bela diri, dan lainnya.Koordinator acara, Ms. Sayidah Nabilah, S.Pd., menyampaikan bahwa gladi kotor bertujuan untuk melihat kesiapan para peserta sekaligus mengidentifikasi bagian-bagian yang masih perlu diperbaiki. “Dengan gladi kotor ini, kami bisa mengetahui bagian mana yang belum maksimal, sehingga saat gladi bersih dan hari H nanti, semuanya bisa berjalan lancar,” ujarnya.Kepala sekolah SD Al Siddiq International, Ms. Reni Okatavia, S.Si., turut hadir menyaksikan jalannya latihan. Beliau memberikan apresiasi kepada para guru dan siswa atas kerja keras dan semangat mereka dalam mempersiapkan festival. “Ini adalah momen penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama, dan kebanggaan terhadap sekolah,” katanya.Meskipun masih terdapat beberapa kendala teknis seperti belum hafalnya teks atau koreo, suasana latihan tetap berjalan penuh semangat. Para guru pembimbing terlihat aktif memberikan arahan dan motivasi kepada siswa.Al Siddiq Festival rencananya akan digelar pada 21 Juni 2025 dan terbuka untuk orang tua serta masyarakat sekitar. Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi terhadap bakat dan kreativitas siswa yang telah belajar sepanjang tahun ajaran.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

MEMBUAT MINIATUR MAKANAN TRADISIONAL

Pada hari Selasa hingga Kamis, tanggal 20–22 Mei 2025, anak-anak TK Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan kreatif di dalam kelas dengan tema membuat miniatur makanan tradisional dari berbagai negara. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran budaya dan menjadi salah satu persiapan menuju exhibition culture, di mana anak-anak akan mempresentasikan hasil karya mereka kepada guru, orang tua, dan teman-teman sekolah lainnya.Anak-anak dibagi ke dalam kelompok sesuai kelas dan negara yang menjadi fokus pembelajaran mereka. Setelah mempelajari berbagai jenis makanan dari negara-negara tersebut, mereka membuat versi miniaturnya dengan menggunakan bahan seperti kain flanel dan clay. Proses ini tidak hanya melibatkan kreativitas, tetapi juga melatih ketelitian dan kerja sama tim. Untuk TK A1, yang mempelajari budaya dari negara-negara Asia seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok, miniatur yang dibuat antara lain: kimchi, bibimbap, tteokbokki, sushi, tempura, ramen, dimsum, chow mein, dan wonton.Sementara itu, TK A2 yang mempelajari budaya negara-negara Timur Tengah, membuat miniatur makanan khas seperti Maamul, Falafel, Fattoush Salad, Shish Tawook dan shawarma. Anak-anak di kelas TK B, yang mempelajari budaya dari negara-negara di benua Eropa, membuat miniatur makanan seperti pizza, pasta, burger, donuts. Setiap kelas memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan budaya negara melalui bentuk dan warna miniatur makanan yang mereka hasilkan.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi pameran budaya, sekaligus memperdalam pemahaman mereka tentang keragaman makanan tradisional di seluruh dunia. Dengan membuat miniatur, anak-anak belajar mengamati bentuk, warna, dan ciri khas makanan secara detail. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong pengembangan motorik halus, kreativitas, dan kemampuan mereka bekerja secara kolaboratif.Melalui proses membuat miniatur makanan, anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang makanan dari berbagai budaya, tetapi juga membangun rasa toleransi, rasa ingin tahu, dan rasa bangga terhadap hasil karya sendiri. Proyek seperti ini mengajarkan bahwa pembelajaran budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna, sekaligus mengembangkan berbagai aspek keterampilan anak sejak usia dini.By Inka Amalia, S.Pd

Kegiatan, SMP

Gladi Alfest 2025: Semangat Berkarya dan Belajar di Balik Layar Persiapan

Pada Jumat, 23 Mei 2025, ruang serbaguna lantai 3 SMP Al Siddiq dipenuhi semangat dan kreativitas para siswa dalam rangka Gladi Alfest—latihan umum untuk menyambut agenda besar tahunan sekolah, Alfest (Al Siddiq Festival). Kegiatan ini menjadi ajang simulasi dan pematangan penampilan sebelum hari puncak, dengan melibatkan para murid sebagai pelaku utama dalam seluruh rangkaian acara.Para siswa menunjukkan antusiasme luar biasa, terutama mereka yang dipercaya menjadi MC dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kehadiran MC dwibahasa ini menjadi cerminan komitmen SMP Al Siddiq dalam mengembangkan kemampuan bahasa asing siswanya secara nyata dan aplikatif dalam konteks formal.Penampilan para murid pun tak kalah memukau. Dari pihak akhwat, tampil tarian Saman yang energik, pembacaan puisi yang menyentuh, serta drama yang mengangkat nilai-nilai kehidupan. Sementara itu, murid ikhwan menyuguhkan drama bertajuk Borderless Action—penampilan lintas budaya dengan penggunaan bahasa yang beragam, mulai dari Jepang hingga Inggris, memperlihatkan kreativitas sekaligus keberanian dalam berekspresi.Meski penuh semangat, gladi ini juga menjadi ruang evaluasi. Mr. Jundi memberikan masukan teknis kepada MC agar lebih memperhatikan jarak mikrofon demi kualitas suara yang lebih baik. Sementara Miss Nabila menyampaikan evaluasi yang cukup tegas tentang minimnya keseriusan sebagian siswa dalam mempersiapkan diri. Menurutnya, usaha mereka masih perlu ditingkatkan demi menampilkan performa terbaik saat acara puncak.Gladi Alfest 2025 bukan sekadar latihan teknis, namun juga proses pembelajaran karakter—belajar menerima masukan, berani tampil, dan berlatih secara sungguh-sungguh. Dengan semangat dan perbaikan yang terus diupayakan, murid-murid SMP Al Siddiq diharapkan mampu menjadikan Alfest bukan hanya sebagai panggung hiburan, tetapi juga cerminan kualitas pendidikan dan semangat berkarya yang matang.By Abdullah Khalid, Lc

Uncategorized

Educational Fieldtrip to Cimory Dairyland Puncak! Discovering Nature and Caring for the Environment

Pada hari Kamis, 22 Mei 2025, murid dari SD Al Siddiq International melaksanakan kegiatan educational fieldtrip ke Cimory Dairyland, yang berlokasi di kawasan Puncak, Bogor. Kegiatan ini mengusung tema “Discovering Nature and Caring for the Environment” yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar langsung di alam terbuka sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.Setibanya di Cimory Dairyland, para murid disambut dengan udara segar dan suasana alam yang asri. Aktivitas dimulai dengan tur edukatif di area peternakan sapi perah, di mana siswa dapat melihat secara langsung proses pemerahan susu sapi dan cara pengolahan susu menjadi produk olahan seperti yoghurt dan keju. Para pemandu menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan hewan ternak serta bagaimana kegiatan peternakan berperan dalam keberlanjutan lingkungan.Selain belajar tentang sapi perah, para siswa juga diajak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai hewan lainnya, seperti kambing, kelinci, dan domba. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengajarkan siswa tentang pentingnya kasih sayang terhadap hewan serta tanggung jawab dalam merawat makhluk hidup.Salah satu kegiatan menarik dalam fieldtrip ini adalah sesi menonton film edukasi yang disiapkan oleh tim Cimory. Film tersebut menjelaskan secara menarik dan interaktif mengenai proses pembuatan susu dan yoghurt, serta memperkenalkan beragam jenis sapi dari berbagai negara. Melalui media audio-visual ini, siswa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan menyenangkan mengenai dunia peternakan dan industri susu.Fieldtrip ini menjadi sarana efektif dalam membangun kepedulian lingkungan sejak usia dini. Dengan pengalaman langsung yang menyenangkan dan bermakna, siswa dapat memahami bahwa alam dan lingkungan adalah bagian penting dari kehidupan yang harus dijaga bersama.Kepala Sekolah SD Al Siddiq International, Ms. Reni Oktavia, S.Si., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kegiatan fieldtrip ini sangat positif karena menggabungkan unsur pendidikan, hiburan, dan pembentukan karakter. Melalui kunjungan ke Cimory Dairyland, siswa dapat belajar langsung dari alam dan memahami pentingnya menjaga lingkungan. Kami berharap pengalaman ini dapat membentuk sikap peduli, tanggung jawab, dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam diri setiap siswa.”.Kegiatan fieldtrip ke Cimory Dairyland bukan hanya memberikan pengalaman belajar di luar kelas, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pembentukan generasi yang cinta alam serta bertanggung jawab terhadap lingkungan.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.

Uncategorized

PROSES PEMBUATAN DAN FERMENTASI KIMCHI

Pada hari Senin, 19 Mei 2025, anak-anak TK Al Siddiq International School melaksanakan kegiatan pembelajaran bertema budaya atau PJBL (Project-Based Learning) Culture yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam kegiatan ini, anak-anak dari TK A1 mempelajari tentang makanan tradisional dari negara-negara Asia, khususnya Korea, Cina, dan Jepang. Salah satu topik menarik yang dibahas adalah proses pembuatan dan fermentasi makanan khas Korea, yaitu kimchi.Anak-anak dikenalkan pada kimchi sebagai salah satu makanan tradisional Korea yang terbuat dari sayuran seperti sawi putih dan lobak yang difermentasi. Mereka belajar bagaimana kimchi dibuat, mulai dari mencuci sayuran, memberi bumbu, hingga menyimpannya untuk proses fermentasi. Proses ini sangat penting karena merupakan bagian dari tradisi kuliner Korea dan memberikan pengalaman langsung kepada anak-anak untuk memahami budaya negara lain melalui makanan.Selama proses pembelajaran, anak-anak juga diperkenalkan pada konsep fermentasi, yaitu perubahan bahan makanan karena aktivitas mikroorganisme. Dalam hal ini, kimchi mengalami fermentasi yang menghasilkan bakteri baik seperti lactobacillus, yang membantu menjaga kesehatan pencernaan. Meskipun konsep ini tergolong kompleks, anak-anak diajak memahami secara sederhana bahwa makanan bisa berubah rasa dan kandungannya karena proses alami yang sehat.Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran budaya berdasarkan pembagian wilayah dunia. TK A1 mempelajari negara-negara dari benua Asia, TK A2 fokus pada negara Timur Tengah, dan TK B mempelajari negara-negara dari benua Eropa. Dengan metode pembelajaran berbasis proyek seperti ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang makanan, tetapi juga mengenal letak geografis, budaya, dan kebiasaan masyarakat di berbagai belahan dunia.Melalui kegiatan ini, anak-anak mendapatkan manfaat besar, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Mereka belajar bekerja sama, mengikuti instruksi, dan memahami bahwa makanan bisa menjadi jendela untuk mempelajari budaya lain. Selain itu, dengan memahami proses fermentasi kimchi, mereka juga dikenalkan pada sains sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pembelajaran ini adalah membentuk rasa ingin tahu, apresiasi terhadap keberagaman budaya, serta memperkenalkan konsep ilmiah dengan cara yang menyenangkan dan sesuai usia.By Inka Amalia, S.Pd

Uncategorized

MELATIH KEBERANIAN, KEMANDIRIAN DAN MENEMUKAN KEGEMARAN MELALUI EKSTRAKURIKULER BERENANG

Kegiatan ekstrakurikuler berenang untuk anak-anak TK Al Siddiq International School dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Mei 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembelajaran luar kelas yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan fisik dan keberanian anak sejak dini. Lokasi kegiatan bertempat di Waterfall Club House, Taman Permata Cikunir, yang menyediakan fasilitas kolam renang yang aman dan ramah anak.Ekstrakurikuler ini ditujukan khusus untuk siswa-siswi TK A & TK B. Anak-anak tiba disekolah pukul 07.30 pagi, dengan mengenakan pakaian renang yang menutup aurat sesuai ketentuan sekolah. Setelah berkumpul, anak-anak bersama guru pendamping berangkat menuju lokasi menggunakan layanan transportasi online yang telah dikoordinasikan pihak sekolah.Setibanya di Waterfall Club House, anak-anak bersama guru memulai kegiatan dengan membaca doa bersama. Setelah itu, kegiatan inti dimulai: anak-anak dibagi berdasarkan kelas dan secara bergiliran masuk ke dalam kolam renang. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari Ms. Vita, guru olahraga sekolah, yang mengajarkan teknik dasar berenang dengan metode yang menyenangkan dan aman.Setelah sesi belajar selesai, anak-anak diberi kesempatan untuk bermain air secara bebas di kolam, tetap dalam pengawasan ketat guru-guru. Tepat pukul 9.30, anak-anak diminta untuk naik dari kolam, berganti pakaian, dan bersiap untuk makan snack yang telah disiapkan. Snack time dilakukan di area sekitar kolam sebelum anak-anak kembali ke sekolah.Setibanya kembali di sekolah, anak-anak langsung disambut oleh orang tua masing-masing yang sudah siap menjemput. Kegiatan ini bukan hanya memberikan pengalaman baru yang menyenangkan bagi anak, tapi juga melatih kemandirian, keberanian, dan koordinasi motorik mereka. Berenang di usia dini juga terbukti bermanfaat untuk pertumbuhan fisik dan kesehatan, serta melatih anak agar tidak takut air dan mampu menjaga keselamatan dirinya di lingkungan air.By Inka Amalia,S.Pd