Al Siddiq International School

Kegiatan

Kegiatan, SMP

Penyuluhan Wudhu dan Shalat Berjamaah di SMP Al-Siddiq International: Meneguhkan Ibadah, Memperkuat Makna

Rabu pagi, 20 Agustus 2025, suasana SMP Al-Siddiq International tampak berbeda. Sejak pukul 07.00 WIB, halaman dan ruang-ruang belajar dipenuhi denyut kegiatan yang tak sekadar rutinitas, melainkan bagian dari penguatan jati diri: penyuluhan wudhu dan shalat berjamaah. Di bawah bimbingan para guru Qur’an yang mumpuni—Ust. Muhammad Ikram Jundulloh, S.Pd (kelas 7 putra), Ust. Abdul Aziz, S.Pd (kelas 8 putra), Ust. Ahmad Toha, M.Ag (kelas 9 putri), Ustadzah Retno Suzanne Handayani, Lc (kelas 7 putri), Ustadzah Mile Febri Wahyuni (kelas 8 putri), dan Ustadzah Diah Santikawati, S.Pd.I (kelas 9 putri)—para siswa-siswi diajak tidak hanya untuk memahami teknis bersuci dan berjamaah, tetapi juga memaknai makna terdalamnya. Wudhu, yang sering kali dianggap sebatas ritual, dihadirkan kembali sebagai proses penyucian jiwa; air yang membasuh bukan hanya membersihkan anggota tubuh, tetapi menjadi simbol kesiapan hati untuk berdiri di hadapan Sang Pencipta. Shalat berjamaah pun dibingkai sebagai latihan kebersamaan dan kepemimpinan. Para siswa tidak hanya belajar menjadi makmum, tetapi juga mempraktikkan cara menjadi imam, lengkap dengan doa dan bacaan-bacaannya—sebuah pelatihan tanggung jawab yang kelak menjadi bekal di tengah masyarakat. Kegiatan ini bukan sekadar pembelajaran agama, melainkan penegasan pesan yang sering disampaikan para cendekia: bahwa iman yang kuat lahir dari pemahaman yang benar, dan pemahaman itu tumbuh dari latihan yang terarah. Di usia yang masih muda, anak-anak SMP Al-Siddiq diajak untuk tidak hanya tahu, tetapi juga merasakan dan menghidupi nilai-nilai ibadah dalam keseharian.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Merayakan Kemerdekaan dengan Gembira dan Bermartabat: SMP Al-Siddiq International Gelar Lomba Peringatan HUT RI ke-80

Pada hari Selasa, 19 Agustus 2025, halaman dan ruang kegiatan SMP Al-Siddiq International dipenuhi suasana ceria yang sarat makna. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, para siswa bersama guru dan kakak-kakak OSIS bergotong royong menyelenggarakan berbagai lomba yang bukan semata-mata permainan, melainkan perayaan kebersamaan dan latihan kebajikan hidup. Acara ini diarahkan dengan penuh dedikasi oleh Mr. Muhammad Fathul Ihsan, M.Res selaku seksi acara, serta dikoordinasikan oleh Mr. Amal Zikrullah, M.Pd yang membimbing OSIS agar tetap berjalan tertib dan penuh semangat. Kakak-kakak OSIS sendiri hadir sebagai panitia lapangan yang sigap, mendampingi adik-adiknya dengan teladan persaudaraan. Lomba pertama, blindfold, memberi pelajaran berharga tentang keberanian menghadapi keterbatasan. Para peserta, dengan mata tertutup, ditantang mengumpulkan bola sebanyak-banyaknya di dalam arena. Sorak-sorai penonton tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi tanda betapa persaudaraan lahir dari kebersamaan. Pada lomba ini, tampillah Athar Al-Fatih dari kelas 8 putra sebagai juara pertama, dan Salma Khalisa Azra dari kelas 8 putri sebagai juara kedua. Berikutnya, lomba estafet tiga rintangan menghadirkan gambaran nyata betapa hidup itu penuh ujian, namun juga indah bila dihadapi bersama. Tiga tahap rintangan—mengenakan dan melepas kemeja sembari menjaga balon, memasukkan pensil ke dalam botol dengan tali tanpa menggunakan tangan, hingga berjalan menuju garis akhir dengan kertas karton di bawah kaki—menjadi simbol perjuangan yang memerlukan strategi, ketekunan, dan kekompakan. Dari sanalah muncul pemenang: Muhammad Zaidan Rizqy, Syathir Ibnu Dinar, dan Rafa Akbar Arafat sebagai juara ikhwan, serta Flavia Rana Faiha, Cut Hamidatul Aqila, dan Sheza Rizka sebagai juara akhwat. Acara dilanjutkan dengan lomba tiup gelas yang sederhana namun sarat makna. Gelas plastik yang diikat pada seutas tali harus didorong sejauh mungkin hanya dengan hembusan nafas. Inilah perlambang bahwa kekuatan tidak selalu terletak pada otot, tetapi pada konsistensi, kesabaran, dan ketekunan. Dalam lomba ini, tampil sebagai juara adalah Shalwa Ayu Rufista dari kelas 9 putri.By Umair Shoddiq. S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Suara yang Menentukan Arah

Bekasi, 13 Agustus 2025 – Lantai 4 SMP Al-Siddiq International pada Selasa pagi, 12 Agustus 2025, dipenuhi suara langkah, gemerisik kertas, dan bisik-bisik optimisme. Di panggung kecil, dua MC muda — Shalwa Ayu Rufista dan Flavia Rana Faiha — membuka acara dengan panduan tata cara pemilihan. Tenang, jelas, dan penuh senyum. Acara berlanjut. Kezia Killa Aulia Lingkan melantunkan ayat suci Al-Qur’an, membungkus ruangan dengan khidmat. Lalu sambutan hangat datang dari Mr. Yusuf Yudhana, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Al-Siddiq, yang mengingatkan bahwa pemilihan bukan sekadar memilih, tapi juga belajar bertanggung jawab atas pilihan. Dua pasangan kandidat sudah siap di panggung demokrasi mereka.Nomor urut 1: Alanza Lareina Clarissa dan Raisafa Saffir Audyra.Nomor urut 2: Azka Fakhri Arkananta dan Muhammad Kautsar Mehaga Perangin-angin.Empat wajah muda, empat ambisi yang sama: memimpin demi kemajuan OSIS. Pemungutan suara dibuka oleh Penasihat Keislaman, Ust. Abdullah Haris, Lc., M.Pd. Satu kertas, satu tanda, satu harapan. Lalu disusul Mr. Yusuf Yudhana, S.Pd, Mrs. Reni Oktavia, S.Si., M.Pd (Kepala SD Al-Siddiq), dan Mr. Ginanjar Citra Cimarga, M.Pd (Direktur Sekolah). Setelah itu, giliran para guru SMP Al-Siddiq, lalu seluruh peserta didik, mengantre dengan tertib untuk memberikan suara. Di ruangan itu, proses berlangsung sederhana tapi bermakna. Tidak ada sorak berlebihan, tidak ada riuh tak perlu. Hanya tatapan serius dan tangan yang mantap melipat kertas suara. Karena di sinilah mereka belajar bahwa demokrasi bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi tentang menghargai proses, menghormati pilihan, dan menerima hasilnya. Hari ini, di lantai 4 SMP Al-Siddiq International, suara-suara kecil itu membentuk arah besar. Dan mungkin, di masa depan, mereka akan mengingat hari ini sebagai awal dari perjalanan memimpin — bukan hanya untuk OSIS, tapi untuk hidup mereka sendiri.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Enam Murid SMP Al-Siddiq Dilantik Sebagai Pramuka Garuda

Bekasi, 12 Agustus 2025 – Hari Minggu di halaman SMPN 17 Bekasi, pada 10 Agustus 2025, bendera merah putih berkibar di bawah langit pagi. Udara membawa aroma tanah basah, namun sorot mata enam siswa SMP Al-Siddiq International justru menyala terang. Hari ini, mereka bukan sekadar siswa. Mereka dilantik menjadi Pramuka Garuda — pencapaian tertinggi dalam dunia kepramukaan. Dua di antara mereka adalah putra: Kenzie Raditya Prasetyo Putra dan Syathir Ibnu Dinar. Empat lainnya adalah putri: Shalwa Ayu Rufista, Anisa Apriliani, Khansa Naifah, dan Fanya Marva Azzahra. Enam nama, enam cerita perjuangan. Menjadi Pramuka Garuda bukan perkara sekejap. Ada latihan fisik, ujian mental, dan pengabdian tanpa pamrih. Ada sore-sore panjang yang dihabiskan untuk berlatih tali-temali, pagi yang disambut dengan baris-berbaris, serta malam-malam penuh diskusi dan refleksi. Pelantikan itu bukan sekadar prosesi. Ia adalah puncak dari perjalanan yang penuh peluh dan tekad. Saat tanda pelantikan disematkan, terlihat jelas: senyum mereka bukan hanya tanda senang, tapi juga bukti bahwa disiplin, keberanian, dan ketulusan masih punya tempat di hati generasi muda. Dari Al-Siddiq, mereka belajar arti memimpin tanpa merasa paling tinggi, melayani tanpa merasa paling rendah. Kini, sayap Garuda mereka terbentang — siap mengarungi langit yang lebih luas. Karena pada akhirnya, Pramuka Garuda bukan hanya gelar. Ia adalah panggilan untuk terus mengabdi, di mana pun kaki berpijak, dan untuk siapa pun hati bergerak.By Umair Shoddiq,S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Siswi SMP Al-Siddiq Menangkan Juara 3 Panahan di POPP DKI Jakarta 2025

Jakarta, 6 Agustus 2025 — Di antara riuh sorak dan deru anak panah yang melesat, seseorang yang kebetulan siswi SMP Al-Siddiq International, kelas 8 Putri, bernama Khumairah Nairi Althafunnisa, menorehkan kisahnya sendiri. Ananda bersama timnya ikutserta dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (POPP) DKI Jakarta 2025 yang digelar di Gelanggang Soemantri Brodjonegoro. Mereka berhasil meraih juara 3 beregu putri campuran kategori compound 50 meter. Panahan, sebagaimana kita tahu, bukan sekadar tentang kekuatan lengan atau tajamnya mata. Ia adalah perpaduan antara kesabaran, ketenangan hati, dan kejelian membaca arah angin. Begitu pula kehidupan, di mana setiap keputusan adalah anak panah, dan sasaran kita ditentukan oleh kejernihan niat serta keteguhan usaha. Khumairah dan timnya menunjukkan bahwa kemenangan bukan hanya milik mereka yang tercepat atau terkuat, tetapi juga bagi mereka yang mampu menjaga fokus hingga detik terakhir. Setiap tarikan busur adalah doa yang diam, setiap pelepasan anak panah adalah ikhtiar yang berpadu dengan takdir. Prestasi ini bukan sekadar angka di papan skor. Ia adalah tanda bahwa semangat berlatih, dukungan guru dan orang tua, serta keberanian untuk mencoba, dapat mengantar seorang pelajar muda mengukir namanya di antara para juara. Seperti panahan yang menuntut keseimbangan tubuh dan jiwa, demikian pula keberhasilan hidup menuntut keseimbangan antara kerja keras dan tawakal. Dari gelanggang di Jakarta itu, Khumairah mengajarkan kepada kita semua bahwa kemenangan sejati adalah ketika hati tetap rendah, walau sasaran telah tertembus dengan sempurna.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Ekskul Baru: Menumbuhkan Kreativitas, Merawat Bakat

Bekasi, 1 Agustus 2025 Setiap manusia diciptakan Allah dengan potensi yang beragam. Di dalam diri anak-anak kita, terdapat benih kreativitas yang bila disirami dan dirawat dengan baik, akan tumbuh menjadi kekuatan yang bermanfaat bagi umat. Atas dasar pemahaman inilah, SMP Al-Siddiq International menghadirkan dua kegiatan ekstrakurikuler baru: Desain Grafis dan Ilustrasi. Kegiatan ini resmi dimulai pada hari Jumat, 25 Juli 2025 pukul 13.00 WIB. Dengan penuh kesungguhan, para siswa berkumpul di dua ruang kelas yang telah disiapkan. Ruang kelas 9 Putri menjadi tempat berlangsungnya Desain Grafis, yang dibimbing oleh Ustadz Ikram Jundulloh, S.Pd. Dalam pembukaan kegiatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa desain grafis bukan hanya tentang keindahan tampilan, tetapi juga tentang bagaimana pesan dapat disampaikan dengan efektif. Para siswa dikenalkan pada aplikasi seperti Canva dan Inkscape—alat yang kini menjadi media untuk menyampaikan ide dan nilai-nilai yang mereka yakini. Sementara itu, di ruang kelas 7 Putri, berlangsung kegiatan Ilustrasi bersama Mr. Umair Shoddiq, S.I.Kom. Beliau mengajak siswa memahami apa itu ilustrasi dan bagaimana menciptakan original character—tokoh gambar yang lahir dari imajinasi dan pengalaman pribadi. Dalam suasana yang penuh antusias, para siswa mulai mencoba menggambar ulang ilustrasi yang diperlihatkan. Mereka tidak hanya meniru bentuk, tetapi juga belajar menuangkan jiwa ke dalam karya mereka. Kegiatan-kegiatan ini bukan sekadar pelatihan keterampilan. Ia adalah bentuk nyata dari pendidikan yang memanusiakan manusia. Rasulullah ﷺ sendiri adalah pribadi yang menghargai keindahan dan mendorong umatnya untuk berkarya dengan penuh niat baik. Maka, memperkenalkan anak-anak kepada seni yang baik, dengan bimbingan yang lurus, adalah bagian dari pendidikan akhlak dan peradaban. Semoga kegiatan ini menjadi jalan bagi siswa untuk mengenal lebih dalam potensi dirinya, serta menjadi sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai Islam dengan cara yang kreatif dan membangun. Sebab dalam setiap karya yang lahir dari keikhlasan, insyaAllah ada kebaikan yang mengalir dan menginspirasi.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Prestasi Mulia Pramuka Garuda: Langkah Cahaya dari SMP Al-Siddiq International

Selasa, 29 Juli 2025 Dengan penuh syukur dan kebanggaan, SMP Al-Siddiq International menorehkan tinta emas dalam catatan prestasi kepramukaan nasional. Enam siswa-siswi terbaik dari jenjang kelas 8 dan 9 telah berhasil meraih predikat tertinggi dalam dunia pramuka: Pramuka Garuda. Walaupun baru berdiri tiga tahun, hal yang terasa mustahil bisa tercapai berkat dari ketangkasan fisik, kedewasaan sikap, kekuatan jiwa, dan keikhlasan dalam pengabdian. Mereka adalah Kenzie Raditya Prasetyo Putra dan Syathir Ibnu Dinar dari kelas 9 Putra; Shalwa Ayu Rufista dan Anisa Apriliani dari kelas 9 Putri; serta Fanya Marva Azzahra dan Khansa Naifa dari kelas 8 Putri. Nama-nama ini bukan hanya simbol keunggulan, melainkan cermin dari generasi muda yang berusaha meneladani nilai-nilai luhur, bertanggung jawab, serta menjunjung tinggi semangat kebangsaan dan keikhlasan. Keberhasilan ini tentu bukan semata hasil pribadi mereka. Di balik keteguhan para siswa-siswi ini, hadir peran penting dari Pelatih Rafli Setiawan, S.Pd, yang membimbing dengan ilmu dan keteladanan. Pun demikian, Mrs. Robiah Adawiyah, M.Pd selaku pembina penggalang putri, dan Ustadz Abdul Aziz, S.Pd sebagai pembina penggalang putra, telah menanamkan nilai-nilai karakter, kedisiplinan, dan kepemimpinan yang mendalam. Seleksi Pramuka Garuda yang berlangsung pada 26–27 Juli 2025 di Villa Yasfi, Jatiasih, Kota Bekasi, menjadi momentum ujian lahir dan batin. Dalam dua hari yang sarat makna itu, para peserta tidak hanya diuji secara teknis, tetapi juga secara etika, spiritualitas, dan ketangguhan mental—sebuah cerminan dari filosofi kepramukaan yang menyeimbangkan tubuh, akal, dan hati. Prestasi ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Sebab, sebagaimana cahaya tidak pernah memilih tempat untuk bersinar, demikian pula mereka—harus siap menjadi suluh di tengah masyarakat. SMP Al-Siddiq International mendoakan agar pencapaian ini menjadi wasilah kemuliaan, bukan hanya di mata manusia, tetapi juga di sisi Allah yang Maha Menilai. Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Satu Bulan Meniti Bahasa: OMLH di SMP Al-Siddiq

SMP Al-Siddiq International kembali menapaki langkah berani dalam membentuk generasi pembelajar global. Mulai Senin, 21 Juli 2025, program One Month Language Habituation (OMLH) resmi dimulai. Selama sebulan penuh, para siswa kelas 7 diajak menyelami dunia baru: dunia bahasa. Bukan sekadar pelajaran, ini adalah pembiasaan. Dan seperti yang kita tahu, pembiasaan adalah fondasi dari kebiasaan. Setiap pagi, tepat pukul 07.00 hingga 12.00 siang, setiap ruang kelas berubah menjadi ruang interaksi dua bahasa: Inggris dan Arab. Di sinilah para guru memainkan peran penting, bukan hanya sebagai pengajar, tapi sebagai penuntun. Dipandu langsung oleh Mr. Fedrian Hasmand, M.Sas, mereka mengenalkan vocabularies dan phrases yang menjadi kunci pertama membuka gerbang literasi internasional dan nilai-nilai Qurani. Program ini bukan tentang hafalan, melainkan tentang keberanian untuk mencoba. Bukan soal seberapa cepat menguasai, tapi seberapa konsisten melatih diri. Anak-anak tidak dituntut sempurna, mereka diajak untuk berproses. Mengucap kata demi kata, membentuk kalimat demi kalimat, hingga akhirnya tumbuh rasa percaya diri dalam berbahasa. Dalam setiap salam yang dilafazkan, dalam setiap pertanyaan yang diucapkan, ada semangat untuk menjembatani dunia. Bahasa tidak lagi menjadi sekadar alat komunikasi. Ia menjadi jendela pemahaman, terhadap budaya, terhadap sesama, dan terhadap makna diri sebagai insan pembelajar. Satu bulan ke depan, SMP Al-Siddiq tidak hanya mencetak siswa yang tahu, tapi juga yang mampu mengatakan. Karena dari satu kata yang dibiasakan, bisa lahir satu dunia yang dipahami. Dan dari satu bahasa yang dipelajari, bisa tumbuh banyak jembatan untuk memahami dunia.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

MPLS SMP Al-Siddiq International: Mengenal Sekolah, Menemukan Jati Diri

Kota Bekasi, 18 Juli 2025 Lantai tiga gedung SMP Al-Siddiq International School tak sekadar jadi ruang pertemuan. Ia menjelma menjadi panggung awal sebuah perjalanan. Dari tanggal 14 hingga 16 Juli 2025, wajah-wajah baru hadir bukan hanya untuk mengenal sekolah—tetapi juga untuk mulai mengenali diri mereka sendiri. Inilah MPLS, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Tapi di Al-Siddiq, ini lebih dari sekadar agenda rutin: ini adalah awal dari pembentukan karakter dan pertemanan. Di balik rapi dan lancarnya acara, ada sosok Ustadzah Retno Suzanne Handayani, Lc—sang ketua panitia yang bersama tim OSIS membangun skenario pengenalan ini. Kenzie, ketua OSIS, tampil percaya diri sebagai MC, ditemani Ibnu yang tak kalah sigap. Suasana hangat dan santai diciptakan sejak awal lewat sesi ice breaking dari Athar, siswa kelas 8 Putra, sambil didampingi Ustadz Umair Shoddiq, S.I.Kom. Di sinilah tawa dan kebekuan mencair, pelan-pelan setiap anak belajar membuka diri. Namun tentu, pengenalan bukan hanya tentang tawa. Ia juga tentang bekal—tentang kesiapan menghadapi tantangan. Maka Ustadz Amal Dzikrullah, M.Pd hadir membawa materi tentang bullying. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar anak-anak tahu, bahwa mereka punya hak untuk merasa aman, dan tanggung jawab untuk menjaga sesama. Ustadz Fathul Ihsan, M.Res kemudian memperluas wawasan, mengajarkan kesiapan dalam menghadapi bencana—karena hidup tak selalu tenang. Semua dibuka secara resmi dan penuh semangat oleh sambutan Mr. Yusuf Yudhana, S.Pd. Hari ketiga adalah tentang menjelajah. Bukan sekadar outbound, tapi petualangan berisi pembelajaran. Anak-anak berjalan berkelompok, melintasi pos demi pos di sekitar sekolah. Mereka bermain, berdiskusi, tertawa, saling menyemangati. Game yang mereka ikuti bukan sekadar hiburan—tapi sarana membangun logika, kerja sama, dan karakter. Di tiap langkah, ada nilai yang disisipkan. Di tiap tantangan, ada pelajaran yang diam-diam ditanamkan. MPLS ini bukan hanya menyambut siswa baru. Ia adalah cara sekolah berkata: Selamat datang. Di sini kamu akan belajar. Tapi bukan hanya pelajaran sekolah, tapi pelajaran hidup. Dan semua dimulai dari mengenal, lalu menjadi. Sebab di Al-Siddiq, sekolah adalah rumah kedua. Tempat belajar tak hanya dari papan tulis, tapi juga dari pengalaman. Tempat tumbuh, dalam bimbingan Quran, dan semangat yang menyala—united by spirit, guided by the Qur’an.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Menyulam Asa di Ruang Pertemuan: Harmoni Orang Tua dan Sekolah dalam Bingkai Misi Pendidikan

Sabtu pagi, 12 Juli 2026. Lantai 3 gedung SMP Al-Siddiq International menjadi saksi pertemuan dua poros penting pendidikan: para guru dan wali murid. Ruang itu tak sekadar tempat berkumpul, melainkan ruang temu hati, menyatukan harapan demi tumbuh kembang generasi. Parents-Teachers Conference Semester 1 Tahun Ajaran 2025/2026 resmi dimulai pukul 08.00 WIB, dipandu dengan hangat dan lugas oleh MC Umair Shoddiq, S.I.Kom, mengalirkan alur acara yang sarat makna. Pertemuan dibuka dengan tilawah suci yang menggetarkan hati, dilantunkan penuh khidmat oleh Ustadz Ikram Jundulloh, S.Pd. Ayat-ayat itu seolah menjadi pengingat: bahwa pendidikan adalah amanah mulia yang berakar dari wahyu. Disusul pengenalan para pendidik—mereka yang setiap hari menanamkan ilmu, membimbing karakter. Lalu tampil Mr. Yusuf Yudhana, S.Pd, membawa presentasi tentang profil sekolah. Narasi yang disampaikannya bukan sekadar data, tapi cerminan visi besar sekolah dalam merangkai pelita masa depan. Sambutan penuh makna pun hadir dari dua sosok sentral: Mr. Ginanjar Citra Cimarga sebagai direktur sekolah, dan Dr. Triyoga Budi Prasetyo, S.I.P., M.Si., selaku pimpinan komite wali murid. Kata-kata mereka tak sekadar sambutan formalitas, melainkan seruan kebersamaan. Bahwa pendidikan adalah kerja kolektif. Sekolah dan rumah bukan dua kutub yang bertentangan, melainkan dua sayap yang harus mengepak bersama. Sesi selanjutnya menggulirkan informasi penting. Miss Robiah Adawiyah, M.Pd memaparkan garis besar kegiatan akademik—sebuah peta yang akan menjadi panduan langkah para siswa selama satu semester ke depan. Tak ketinggalan, Ustadzah Retno Suzanne Handayani, Lc memperkenalkan program unggulan Qur’an, inti ruhani dari sekolah ini. Menyusul Mr. Fathul Ihsan, M.Res yang menjelaskan integrasi teknologi melalui LMS dan sistem bilingual—dua instrumen masa kini yang mempercepat langkah anak-anak menembus batas dunia. Lebih dari sekadar rapat, Parents-Teachers Conference ini adalah ruang dialog. Tempat menyemai saling percaya, menyatukan langkah, dan meneguhkan komitmen: bahwa setiap anak berhak tumbuh di antara ilmu dan iman. Di SMP Al-Siddiq International, pendidikan bukan sekadar kurikulum, tapi janji. Janji untuk mendidik anak-anak bukan hanya agar tahu, tapi agar menjadi.By Umair Shoddiq, S.I.Kom

Kegiatan, SMP

Choral Speaking di Al Siddiq Festival: Seruan Nurani dari Panggung Sekolah

Dalam kemeriahan Al Siddiq Festival 2025 yang dipenuhi tawa, sorak-sorai, dan tepuk tangan meriah, ada satu penampilan yang membuat suasana berubah—hening, khidmat, dan menggugah. Penampilan choral speaking oleh tiga siswi akhwat SMP Al Siddiq mencuri perhatian dan meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir. Bukan karena penampilan lain kurang bagus, tetapi karena kekuatan pesan dan relevansi temanya yang begitu tepat dengan situasi dunia hari ini.Dengan penuh penghayatan, tiga murid ini membawakan orasi puitis dalam format choral speaking—sebuah pertunjukan berbicara serempak yang mengandalkan kekompakan intonasi, emosi, dan pesan. Materi yang mereka bawakan menyoroti isu kemanusiaan yang tengah mengguncang hati dunia: agresi brutal penjajah Israel atas Gaza. Seruan mereka bukan sekadar membacakan naskah, melainkan sebuah jeritan nurani yang mempertanyakan diamnya dunia Islam dan bungkamnya banyak pihak atas penderitaan yang terus terjadi.Yang membuat penampilan ini semakin kuat adalah pilihan mereka untuk tidak menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi Bahasa Inggris—bahasa yang menjadi penghubung dunia. Dengan ini, pesan mereka tidak hanya ditujukan untuk audiens lokal, tapi juga menjadi representasi sikap generasi muda Muslim yang ingin bersuara secara global. Mereka menyadari bahwa penderitaan di Gaza bukan sekadar isu politik atau agama, tetapi isu kemanusiaan yang menyentuh setiap hati yang masih hidup.Intonasi tajam, nada tinggi yang dikontrol dengan baik, dan tempo yang menghentak menjadikan choral speaking ini bukan sekadar penampilan, tapi pernyataan. Ia membangunkan hati yang tertidur, menggugah rasa peduli yang mungkin mulai tumpul, dan menjadi bukti bahwa suara anak-anak muda pun bisa menyampaikan pesan perlawanan terhadap ketidakadilan. Di panggung sederhana itu, suara mereka menjadi gema nurani yang menyebar ke seluruh penjuru lapangan.Penampilan ini mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan hanya tentang angka dan prestasi akademik, tapi juga tentang keberanian bersikap, peka terhadap ketidakadilan, dan menjadi bagian dari suara perubahan. Choral speaking di Al Siddiq Festival menjadi refleksi bagaimana sekolah tidak hanya mengasah otak, tetapi juga menumbuhkan hati yang hidup—hati yang peduli pada umat, pada keadilan, dan pada nilai-nilai kemanusiaan sejati.Khalid Abdullah, Lc

Kegiatan, SD

Al Siddiq Festival 2025: Al Siddiq Explores The World’s Cultural Carnival in Islamic Values

Al Siddiq Festival 2025 kembali digelar dengan semarak dan penuh antusias. Festival tahunan yang menjadi ajang kreativitas dan kolaborasi seluruh warga sekolah ini mengusung tema “Al Siddiq Explores The World’s Cultural Carnival in Islamic Values”. Tema ini memberikan warna baru dalam perhelatan festival, di mana peserta diajak untuk menjelajahi ragam budaya dunia yang dikemas dengan nilai-nilai Islam yang penuh makna.Kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan Al Siddiq International School dengan melibatkan siswa, guru, serta orang tua. Pelaksanaan festival tahun ini berlangsung pada hari Sabtu, 21 Juni 2025. Acara Al Siddiq Festival 2025 dibuka dengan suasana khidmat melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh salah satu murid SD Al Siddiq International. Tilawah yang mengawali festival ini menjadi pengingat bahwa seluruh kegiatan tetap berada dalam bingkai nilai-nilai Islam. Para hadirin mendengarkan dengan penuh khidmat, menandai bahwa setiap langkah dalam festival ini membawa keberkahan dan makna spiritual. Acar selanjutnya yaitu sambutan dari Direktur Pendidikan Al Siddiq International dengan dihadiri oleh para siswa, guru, orang tua, dan tamu undangan. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan mengenai program yang berada di Al Siddiq International. Beliau juga menekankan bahwa kegiatan ini menjadi momen penting untuk memperluas wawasan global peserta didik tanpa melupakan jati diri sebagai seorang Muslim yang berakhlak mulia.Setelah pembukaan, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan berbagai pertunjukan yang mencerminkan kekayaan budaya dunia dan kreatifitas siswa. Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah tari Saman, yang dibawakan dengan penuh kekompakan oleh siswa-siswi Al Siddiq. Tarian khas Aceh ini menjadi simbol kebersamaan dan ketekunan. Ada juga tari kreasi dengan lagu tradisional, yang menampilkan gabungan gerakan tetap menonjolkan etika dan sopan santun dalam Islam. Para siswa juga menampilkan pencak silat, seni bela diri tradisional Indonesia yang menunjukkan kekuatan, sportivitas, dan kedisiplinan.Di tengah festival, siswa dari berbagai jenjang turut mempersembahkan tasmi’ Al-Qur’an, menunjukkan kemampuan mereka dalam menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci dengan lancar. Selain itu, penampilan story telling mengenai dongeng dari berbagai negara menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Tak ketinggalan, festival juga dimeriahkan dengan comedy show yang menghibur, namun tetap mengedukasi dan membangun suasana keakraban. Selanjutnya, siswa dari tingkat SD dan SMP mempersembahkan sebuah drama yang mengangkat tema persahabatan dan keberagaman budaya dunia yang dihiasi dengan akhlak Islami.Salah satu pertunjukan unik dalam Al Siddiq Festival 2025 adalah permainan perkusi dari ember dan stik, di mana para siswa menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan harmoni musik dengan alat-alat sederhana. Permainan ini berhasil memukau penonton dengan irama yang energik dan penuh semangat.Rangkaian pertunjukan semakin menarik dengan coral speaking dalam tiga bahasa, yaitu Arabic, English, dan Japanese. Para siswa dengan percaya diri menampilkan kemampuan berbahasa asing mereka, sekaligus menyampaikan pesan persatuan dan perdamaian antarbangsa. Penampilan coral speaking ini menjadi salah satu wujud nyata pendidikan multibahasa yang diterapkan di Al Siddiq.Festival juga menyentuh isu global melalui pembacaan puisi tentang Islamophobia di dunia. Melalui kata-kata yang kuat dan penuh makna, siswa menyuarakan harapan agar masyarakat dunia dapat memandang Islam dengan lebih terbuka dan adil, serta bersama-sama melawan stigma dan diskriminasi.Sebagai penutup yang spektakuler, festival menampilkan fashion show kostum dari berbagai negara di dunia. Siswa-siswi berjalan di atas panggung mengenakan pakaian khas dari Jepang, Turki, Arab Saudi, Korea, India, dan banyak negara lainnya. Fashion show ini menjadi simbol bahwa Islam dan budaya dunia dapat berjalan beriringan, saling melengkapi, dan saling memperkaya.Di balik kemeriahan, sempat terjadi gangguan teknis pada sistem suara yang menyebabkan beberapa pertunjukan harus ditunda sementara. Namun, berkat kesiapan dan kerja sama tim panitia, kendala ini dapat diatasi dengan cepat. Situasi tersebut menjadi pembelajaran bersama tentang pentingnya kesigapan dan profesionalisme dalam menghadapi tantangan.Al Siddiq Festival 2025 menjadi momen penting yang tidak hanya memamerkan bakat dan kreativitas siswa, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa mengenal budaya dunia harus selalu disertai dengan penguatan nilai-nilai keislaman. Festival ini menjadi jembatan untuk membentuk generasi yang terbuka, toleran, dan berakhlak mulia.Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan rasa syukur dan kegembiraan. Diharapkan, kegiatan seperti ini terus menjadi agenda rutin yang tidak hanya membangun semangat kebersamaan, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa secara nyata.By: Yundara Ulfa Priatna, M,Pd.