
Jumat, 10 Oktober 2025 menjadi hari yang penuh makna bagi para siswa SMP Al Siddiq International School. Pada hari itu, sekolah melaksanakan pembagian rapor semester tengah (STS) yang menandai berakhirnya satu fase pembelajaran dan menjadi awal dari evaluasi diri. Suasana pagi di lingkungan sekolah terasa berbeda. penuh antusiasme, rasa penasaran, dan harapan. Setiap siswa datang dengan semangat untuk mengetahui hasil dari usaha yang telah mereka lakukan selama setengah semester ini.
Namun, bagi Al Siddiq, rapor bukan sekadar lembaran angka yang menunjukkan nilai akademik. Lebih dari itu, rapor adalah cermin yang memantulkan perjalanan belajar seorang murid. Ia menjadi alat bagi siswa, guru, dan orang tua untuk melihat sejauh mana potensi sudah digunakan, dan di mana masih perlu perbaikan. Dalam sambutannya, para guru menekankan bahwa nilai bukan tujuan akhir, melainkan tanda jalan dalam proses menjadi pribadi yang lebih baik.
Setiap siswa diajak untuk menjadikan rapor sebagai sarana refleksi diri. Angka yang tercantum hanyalah hasil dari ikhtiar, sedangkan yang paling penting adalah bagaimana siswa memaknai proses belajar di baliknya. Bagi yang nilainya sudah baik, itu adalah amanah untuk dijaga. Sedangkan bagi yang hasilnya belum maksimal, di sanalah kesempatan untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Sikap ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan muhasabah atau introspeksi diri sebagai jalan menuju perbaikan.
Para guru juga memberikan dorongan agar siswa tidak berhenti pada rasa puas atau kecewa, melainkan menjadikan rapor ini sebagai bahan evaluasi menuju Ujian Akhir Semester (UAS) nanti. Dengan tekad dan semangat belajar yang baru, setiap murid diharapkan dapat meningkatkan prestasinya, tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga dalam akhlak, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Pembelajaran sejati adalah proses berkelanjutan antara usaha, doa, dan evaluasi diri.
Melalui momen pembagian rapor ini, SMP Al Siddiq ingin menanamkan pesan bahwa pendidikan bukan hanya tentang siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling mau memperbaiki diri. Rapor hanyalah alat ukur, sementara nilai sejati ada pada perubahan sikap dan semangat untuk terus belajar. Dengan kesadaran ini, diharapkan seluruh siswa siap melangkah lebih matang menuju UAS dengan tekad yang lebih kuat dan niat yang lebih tulus.
By Khalid Abdullah, Lc