
Kota Bekasi, 23 Juli 2025
Rabu, 23 Juli 2025. Di ruang kelas 7 Putri, Saudah binti Zam’ah, waktu seolah melambat sejenak. Pukul 09.00 WIB, bukan hanya deretan kursi yang terisi. Tapi juga hati yang dipenuhi harap. Harapan akan pendidikan yang tak hanya mengikuti zaman, tapi juga mengendalikannya. Hari itu, SMP Al-Siddiq International menyerahkan laptop/notebook merek Axioo kepada siswa-siswi kelas 7. Sebuah langkah untuk memperkuat pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS). Bukan semata soal teknologi, tapi tentang arah dan tujuan.
Acara dimulai dengan hangat. Dipandu oleh Mr. Khalid Abdullah, Lc., wali kelas 7 Putra, yang tak sekadar menyapa, tapi menghadirkan makna. Kepala Sekolah, Bapak Yusuf Yudhana, S.Pd., menyampaikan sambutan. Pesannya tegas tapi lembut: teknologi bukan alat pengganti guru, melainkan penguat proses belajar. Karena ilmu tak pernah cukup hanya dengan layar. Ia perlu pendampingan, nilai, dan keteladanan.
Sambutan dilanjutkan oleh Direktur Sekolah, Bapak Ginanjar Citra Cimarga, M.Pd. Beliau tidak hanya bicara soal laptop atau fitur LMS. Ia bicara tentang arah pendidikan. Tentang bagaimana sekolah mempersiapkan generasi yang bukan hanya bisa klik dan scroll, tapi juga bisa berpikir, merasa, dan bertindak dengan nurani. Laptop hanyalah alat. Yang utama tetap jiwa yang dibentuk, akal yang ditajamkan, dan iman yang ditanamkan.
Lalu, tiba saat simbolisasi. Laptop pertama diserahkan kepada wali murid 7 Putra, atas nama ananda Sayyid Syaugi bin Thohir. Dilanjutkan kepada wali murid 7 Putri, atas nama Kamayla Zavnura Izzati. Dua nama yang mewakili banyak cita-cita. Di tangan para orang tua, perangkat itu bukan sekadar barang. Ia titipan, amanah, dan juga peluang.
Setelah prosesi simbolik, para siswa-siswi lain menerima laptop mereka di Laboratorium IPA. Dipandu langsung oleh Mr. Muhammad Fathul Ihsan, M.Res., guru ICT yang akan mendampingi mereka menjelajahi dunia digital, bukan sebagai penonton, tapi sebagai pelaku.
Karena di SMP Al-Siddiq International, kami percaya: teknologi hanya berarti jika disandingkan dengan adab. Belajar hanya kuat jika ditopang oleh niat. Dan setiap perangkat yang diberikan hari ini, semoga menjadi jembatan. Dari ruang kelas menuju cakrawala yang lebih luas. Dari layar kecil menuju dunia yang besar—yang menanti kontribusi anak-anak dengan iman, ilmu, dan akhlak sebagai fondasi.
By Umair Shoddiq, S.I.Kom