Al Siddiq International School

ELA: Duta Bahasa, Cahaya dari Kelas-kelas Al Siddiq

Bahasa adalah jendela dunia. Dengannya seseorang tak hanya menyampaikan pesan, tapi juga menembus batas budaya dan peradaban. Di SMP Al Siddiq, kesadaran ini tumbuh dalam bentuk nyata melalui sebuah gerakan yang sederhana tapi bermakna: English Language Ambassador (ELA). Sebuah amanah yang diemban oleh para siswa terpilih—mereka yang tidak hanya fasih, tetapi juga bersungguh-sungguh menjadikan bahasa Inggris sebagai jembatan kebaikan di antara sesama.

Di balik hadirnya ELA, berdiri seorang guru yang tak hanya mengajar, tapi juga menggerakkan. Mr. Fedrian Hasmand, guru Bahasa Inggris yang dengan penuh cinta dan kesabaran menyemai budaya berbahasa ini di tanah pendidikan. Beliau tidak sekadar mengajar grammar dan vocabulary, tetapi menumbuhkan semangat bahwa bahasa adalah tanggung jawab kolektif. Maka, para ELA ditetapkan bukan karena mereka sempurna, tapi karena mereka menunjukkan ikhtiar lebih dalam mempraktikkan bahasa Inggris sebagai keseharian.

Setiap kelas memiliki utusannya. Di kelas 7 putra, ada Al Attar Arfa Ziyadh, Ragendra Rega Diwara, dan Muhammad Kautsar Mehaga. Kelas 8 putra diwakili oleh Kenzy, Richie Zaky, Mohammad Adhyatama, dan Muhammad Zaidan Rizky. Dari kelas 7 putri, hadir Alanza Lareina Clarissa, Celia Luthfiatunnisa, Khalisa Adinta Eukmiputri, Alina Khansa, dan Raisafa Saffir Audyra. Sedangkan kelas 8 putri menampilkan nama-nama seperti Auzali Ashkyacha Al-Shira (Cila), Frumoasa Karinadya, dan Keysha Thabina. Mereka bukan hanya mewakili, tapi juga memberi contoh: bahwa berbicara bahasa Inggris bukanlah hal asing, melainkan kebiasaan yang bisa dilatih dan ditumbuhkan.

Sebagaimana setiap amanah, tugas mereka tidak ringan. Mereka bukan hanya berperan sebagai pengguna bahasa, tetapi sebagai penyeru dan penguat atmosfer positif di antara rekan-rekannya. Dalam setiap kesempatan, mereka diharapkan mampu menjadi stimulan—penggerak yang membangkitkan semangat berbahasa Inggris di tengah kelas, koridor, bahkan kantin. Jika ada kegiatan yang memerlukan peran tampil, para ELA akan menjadi garda depan. Bukan untuk dipuji, tapi untuk mengingatkan bahwa belajar itu butuh teladan.

Sebagai bentuk penghargaan dan pengingat, setiap ELA diberikan sebuah lencana khusus oleh Mr. Fedrian. Lencana itu sederhana, tapi penuh makna: “Speak English with me.” Kalimat yang tidak sekadar menjadi ajakan, tetapi juga menjadi komitmen. Sebab, sebagaimana kata hikmah, “Apa yang biasa dilakukan lidah, akan membentuk hati.” Maka, mudah-mudahan dari lencana itu lahir budaya yang lebih luas—budaya ilmu, keberanian, dan pembiasaan—yang menembus dinding kelas dan mengakar dalam karakter.
Oleh Khalid Abdullah Lc.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *